SINDIKAT
NILAI-NILAI DASAR PERJUANGAN HMI
Diajukan sebagai
Persyaratan mengikuti Coach Instruktur
Di Cabang Bengkulu
Oleh :
Lieos Sumitro
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
( HMI )
2012
SINDIKAT MATERI NDP
A. Tujuan Umum :
1. Peserta bisa memahami ajaran Islam yang sesungguhnya.
2. Peserta dapat memahami garisbesar NDP.
B. Tujuan Khusus :
1. Peserta dapat memahami keyakinan diatas dan dibawah keraguan, serta
meyakini kebenaran berdasar argumen ilmiah.
2. Peserta dapat menjelaskan tentang hakikat Islam sebagai sebuah ajaran
3. Peserta dapat memahami hakikat penciptaan Manusia
4. Peserta memahami prinsip dinamika alam semesta (sunatullah) dan
prinsip ikhtiar manusia berikut hubungan keduanya
5. Peserta dapat memahami tentang berbagai pandangan kemanusiaan, pola interaksi individu dan masyarakat dan tanggung jawab kekhalifahan.
6. Peserta mampu menggagas tentang konsep kadilan dan ekonomi serta hubungan kekuasaan dengan agaman, ketertindasan, keterpurukan, kemiskinan dan keterbelakangan.
7. Peserta dapat menjelaskan posisi IlmuPengetahuan dan Teknologi dalam Perspektif Islam
C. Metode :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
D. Bahan :
1. Spidol
2. Papan Tulis.
E. Waktu :
6 X 60 Menit
F. Proses Penjelasan :
A) DASAR-DASAR KEPERCAYAAN
1. Awal
- Definisi
Sedikit tentang kebenaran :
Kebenaran adalah kesesuaian antara ide dan realitas. Kesesuain adalah adanya realisasi antara dalam diri (ide) dan diluar diri diluar diri (realitas) secara Identik. Ini sederhana, contoh dalam ide api panas dan diluar pemahaman api juga panas, tapi panasnya api tidak membakar ide.
- Teori Kemunculan Agama
1. Teori Alienasi (Ludwig Fuerbach)
2. Teori Kebodohan (Spencer, Taylor dan Comte)
3. Teori ketakutan dan kelemahan (Russle dan Nietsczse)
4. Teori Marxisme (Karl Marx)
- Kontradiksi dalam Kitab
Logika kita menyatakan bahwa sesuatu yang Kontradiksi mustahil kita ikuti kesemuanya. Misal, seseorang yang menyuruh kita ke timur dan yang satu ke barat, maka mustahil kita melaksanakan secara bersamaan. Ternyata dalam Kitab Alquran terdapat Kontradiksi dalam 33:21 dinyatakan kemuliaan Nabi sedangkan di 80:01 dinyatakan tentang kesalahan Nabi.juga dalam 8:17 tentang determinisme dan 43:11 tentang Free Will.
Dalam 33:33 Dikatakan Keluarga Nabi disucikan, sedangkan daolam Surah At-Tahrim, dua Istri Nabi dikecam dengan keras. Begitupun dengan ayat-ayat yang lain serta hadits-hadits.
- Tentang Sains
Asal mula alam ini, jika kita merujuk pada pada teori Big Bang yaitu berasal dari bola energi raksasa dimana waktu (t) pada saat itu sama dengan Nol (0) atau belum ada waktu. Ledakan raksasa itu kemudian pecah dan menyebabkan terbentuknya galaksi. Galaksi inilah tempat dimana berkumpulnya tata surya.disisi lain, beberapa bintang seperti matahari terus berotasi dengan kecepatan tertentu sehingga beberapa bagiannya terlepas dan mendingin dan menjadi planet-planet.
2. Inti
a. Sanggahan terhadap teori kemunculan agama
Fuerbach melanjutkan analisisnya bahwa pertama tama tuhan dalam manusia primitif itu berbentuk abstrak. Dalam agama Yahudi, tuhan mulai di dekatkan dengan sifat kemanusiaan. Pada tuhan agama Kristen “bahkan” menampakkan dirinya sebagai manusia material. Dari sini Fuerbach berpendapat bahwa manusia semakin dekat dengan “kemanusiaanya” dengan semakin berkurangya keterasingan tersebut. Artinya, semakin memanusianya tuhan (sepanjang sejarah ketuhanan) adalah parameter semakin memanusianya manusia. Padahal, dalam analisisnya Fuerbach melupakan Islam. Jika teori Fuerbach benar, setelah membahas kepercayaan primitif lalau Yahudi dan Kristen pasti Tuhan dalam Islam lebih memanusia dibanding lainnya. Fuerbach juga belum membahas tentang ratusan agama yang ada di dunia.
Pengakuan Fuerbach tentang adanya eksistensinya luhur yang inheren dalam diri manusia, dalam agama disebut fitrah justru menjustifikasi kebenaran agama.
b. Teori Kebodohan
Dari pandagan Comte, fase-fase sejarah yang dilalui manusia seiring dengan berkembangnya pengetahuannya. Maka, sedikit demi sedikit penyebab fenomena alam semakin jelas. Maka, jumlah tuhan semakin sedikit, atau mengalami penyederhanaan. Kemudian dilanjutkan, suatu sat tuhan akan hilang dari manusia jika manusia telah menguasai alam.
c. Teori kelemahan dan ketakutan
Dari perspektif ini, agam adalah produk kelemahan, ketertindasan dan ketakutan. Argumen mereka dengan menunjukan pemabawa ajaran dari kelas bawah dan ajaran yang isinya ketakutan. Tetapi bagaimana Nabi Sulaiman dan Nabi Daud yang dalam barat dikenal dengan King Solomon dan David. Mereka justru memiliki kekuatan yang sangat besar. Memang sekilas jika kita melihat ajaran kristen sebagai representasi agama bagi kaum materialis, terkesan mengajarkan kelemahan. Namun bukankah di beberapa agama lain selain diajarkan dimensi kelembutan juga diajarkan dimensi keperkasaan.
d. Teori Marxisme
Jika teori ini benar,tentu tidak ada nabi atau penganjur agama yang berlatar kelas bawah. Memang pada suatu sisi, agama melalui kaum agamawan telah meligitimasi penindasan, tetapi agama tidak meligitimasi untuk mengajarkan seperti itu. Artinya, kita tidak dapat melekatkan kesalahan pengikut pada ajaran yang diikuti. Tetapi kita perlu membuktikan secara ilmiah konsepsi yang dikandung oleh ajaran tersebut. Marx berpendapat, kaum agamawan tidak dapat melakukan revolusi. Sekiranya Mr. Marx masih hidup pada tahun 1979, maka ia pasti merevisi teorinya karena justru kaum ulama yang menjadi penggerak revolusi menentang tirani.
e. Sanggahan terhadap sains modern
Teori Big Bang memiliki banyak kelemahan. Pertama, dari mana datangnya bola energi raksasa. Bukankah energi adalah massa yang percepat, sedang percepatan berkaitan dengan waktu dan dimensi, mengapa justru dikatakan pada saat itu maktu (t) = 0 ? kedua, apakah ia mempercepat diri atau dipercepat oleh yang lain Teori ini berangkat dari konsep kebetulan. Terjadinya alam semesta secara kebetulan adalah sebuah kemustahilan. Mengapa, karena dalam akal kita menyatakan setiap sebab pasti mengakibatkan akibat.
f. Sanggahan tentang Kontradiksi Kitab
Memang dalam berbagai kitab ditemukan banyak kontradiksi. Untuk pembahasan ini kita hanya membahas tentang Islam dengan Alquran dan Hadits.
Ayat-ayat Alquran tidak ada yang kontradiksi, namun pemahaman yang kontradiksi. Tentu yang surat 33 :21 tidak bertentangan dengan 80:1. Alasannya adalah dalam 80:1 dikatakan “Dia (Muhammad) bermuka masam.” Surat yang diturunkan untuk Muhammad biasanya dimulai dengan “Qul” atau katakanlah. Atau bisa juga Yaa Nabiy serta Ya Rasul. Sedangkan kata Abasa ditunjuk pada orang ketiga tunggal. Artinya ayat tersebuat tidak mengacu pada Muhammad. Jika betul Muhammad bermuka masam pada orang miskin, pada hal itu bertentangan dengan sikapnya dan tentu hal ini menggugurkan kenabiannya.
3. Penutup
Sedikit tentang keberadaan tuhan dan sifatnya
1. Argumen keteraturan
2. Argumen Matematis
3. Argumen ada
B) ESENSI AJARAN ISLAM
1. Awal
- Definisi
Esensi dapat diartikan sebagai batasan yang memnedakan sesuatu dengan yang lain. Esensi juga dapat dipahami sebagai suatu inti sari sesuatu. Ajaran adalah kumpulan pengetahuan yang serupa kemudian tersusun secara tersistematis. Ajaran juga adalah sesuatu dari objek penyampaian. Islam berasal dari kata salam atau keselamatan, juga bermakna kedamaian, tunduk dan taat. Islam adalah Dien yang didalamnya terdapat sistem berpikir (koognitif), tata nilai (afektif) dan syariat (Psikomotorik).
2. Inti
- Pembedahan keyakinan
Keyakinan terbagi dua. Pertama keyakinnan dibawah keraguan, yaitu keyakinan tanpa melewati proses keraguan dan tentunya pemikiran. Kedua adalah keyakinan diatas keraguan yaitu keyakinan yang melewati proses keraguan.
Adapun keyakinan itu sendiri bertingkat-tingkat sesuai dengan kapasitas orang yang yakin tersebut. Pertama adalah Ilmal Yaqin, yaitu yakin berdasarkan keilmuan. Keyakinan seperti ini adalah keyakinan tahap awal. Kedua dalah Haqqul Yaqin yaitu yakin dengan sebenar-benarntya. Analoginya adalah orangn yang meykini adanya apai sedang ia sendiri berada dalam api. Begitu dekatnya dengan api, sehingga sulit dibedakan yang mana api dan yang bukan. Orang yang mempunyai pada tingkatan ini adalah ini adlah orang yang segala ucapan dan tindakannya adalah ucapan dan tindakan Allah SWT.
- Perbandingan Teologi
Tuhan itu tunggal, tuhan iu tidak tersusun dan tidak terbatas. Tidak bersebab tapi merupakan sebab dari semua sebab (prima causa). Tidak berakhir, tapi akhir dari segala yang akhir (causa finalis), sederhana. Maha meliputi, maha kaya, dst.
Disisini kita akan mengadakan perbandingan konsep ketuhanan yang paling rasional dari sampel monotheis versi kristen (trinitas).
Hindu (trimurti), dan assyaryah. Ketiga konsep teologi tersebut mengakui bahwa tuhan itu Esa, namun kemudian penafsiran tentang ketunggalan tersebut akan kita persoalkan sebagai berikut:
Dari ke tiga konsep telogi terdapat kesamaan yaitu sama-sama mengaku monotheis. Tapi pada saat yang sama justru memahami ketersusunan dan keterbatasan Tuhan. Logikanya adalah jika tuhan tersusun, berarti ada yang menyusunnya. Jika terbatas, berarti ada yang batasi. Ini berarti Tuhan akibat dari ciptaan. Lebih lanjut bererti makhluk dan dengan sendirinya menyangkali ketuhanan tuhan itu sendiri.
- Prinsip Ketuhanan
Secara logis kita sudah membuktikan bahwa Allah adalah penyebab yang tidak tersebabkan dan segala sesuatu berasal dari dia. Selain itu bahwa rantai kausalitas akan berkhir pada satu titik, yakni tujuan dari segala sesuatu. Dalam logika hal ini di kenal dengan istilah causa finalis.
Penyebab yang tidak tersebabkan dab tujuan akhir dalam Islam dikenal dengan Istilah “innalillahi wa inna ilaihi raji’un”. Dari titik ini kita bisa menarik konklusi bahwa alam materi ini akan pasti berakhir.
- Macam-macam Tauhid
a) Tauhid Zati
b) Tauhid Rububiyah
c) Tauhid Ibadi
3. Penutup
Sesungguhnya Implementasi dari syahadat adalah menjadikan kita lebih dekat kepada Allah SWT. Ketundukan, kepasrahan serta penyerahan diri secara totalitas adalah kuncinya. Tapi ini berangkat pada pemikiran dan renungan yang memunculkan keyakinan hakiki.
a. Prinsip Ketuhanan
b. Prinsip Kenabian
c. Prinsip Kebangkitan
Ketiga poin diatas adalah dikenal dengan ushluhuddin, dimana semua umat Islam sepakat dengan prinsip ketuhanan, kenabian dan kebangkitan.
C) MANUSIA DAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN
1. Awal
Satu hal yang mesti dilakukan sebelum kita membicarakan hal-hal lain dari manusia adalah sebuah pertanyaan filosofis yang senantiasa hadir pada setiap manusia itu sendiri, yakni apa sesungguhnya manusia itu? Dari segi aspek apakah manusia itu mulia atau terhina? Dan apa tolak ukurnya?
2. Inti
Tentu manusia bukanlah makhluk unik dan sulit untuk dipahami bila yang ingin dibicarakan berkenaan dengan aspek basyariah (fisiologis) nya. Karena cukup dengan menpelajari anatomi tubuhnya kita dapat mengetahui bentuk atau struktur terdalamnya. Tetapi manusia selain merupakan makhluk basyariah (dimensi fisiologis) dan Annaas (dimensi sosiologis) ia juga memiliki aspek insan (dimensi psikologis) sebuah dimensi lain dari diri manusia yang paling sublim serta memiliki kecenderungan yang paling kompleks. Dimensi yang disebut terakhir ini bersifat spritual dan intelektual dan tidak bersifat material sebagaimana merupakan kecenderungan aspek basyarnya.
Dari aspek inilah nilai dan derajat manusia ditentukan dengan kata lain manusia dinilai dan dipandang mulia atau hina tidak berdasarkan aspek basyar (fisiologis). Sebagai contoh cacat fisik tidaklah dapat dijadikan tolak ukur apakah manusia itu hina dan tidak mulia tetapi dari aspek insanlah seperti pengetahuan, moral dan mentallah manusia dinilai dan dipahami sebagai makhluk mulia atau hina.
Dalam beberapa kebudayaan dan agama manusia dipandang sebagai makhluk mulia dengan tolak ukurnya bahwa manusia merupakan pusat tata surya. Pandangan ini didasarkan pada pandangan Plotimius bahwa bumi merupakan pusat seluruh tata surya. Seluruh benda-benda langit ‘berhikmat’ bergerak mengitari bumi. Mengapa demikian? Karena di situ makhluk mulia bernama manusia bercokol. Jadi pandangan ini menjadikan kitaran benda-benda langit mengelilingi bumi sebagai tolak ukur kemulian manusia. Namun seiring dengan kemajuan sains pandangan ini kemudian ditinggalkan dengan tidak menyisakan nilai mulia pada manusia. Para ahli astronomi justru membuktikan hal sebaliknya bahwa bumi bukanlah pusat tata surya tetapi matahari.
Manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk mulia bahkan dianggap tak ada bedanya dengan binatang adapun geraknya tak ada bedanya dengan mesin yang bergerak secara mekanistis. Bahkan lebih dari itu dianggap tak ada bedanya dengan materi, ada pun jiwa bagaikan energi yang di keluarkan oleh batu bara. Karena itu wajar bila manusia dan nilai-nilai kemanusiaan tak lagi dihargai. Maka datanglah kaum humanisme berupaya mengangkat harkat manusia, dengan memandang bahwa kekuatan, kekuasaan, kekayaan, pengetahuan ilmiah dan kebebasan merupakan hal esensial yang membedakan manusia dengan selainnya.
Tetapi bila itu tolak ukurnya, lantas haruskah orang seperti Fira’un atau Jengis Khan yang dapat melakukan apa saja terhadap bangsa-bangsa yang dijajahnya dipandang mulia? Jika berilmu pengetahuan merupakan tolak ukurnya. Lantas, apakah dengan demikian orang-orang seperti Einstein yang paling berilmu tinggi abad 20 atau para sarjana-sarjana itu lebih mulia dari seorang Paulus Yohanes paus II, ibu Tereisa atau Mahadma Ghandi bagi ummatnya masing-masing? Sungguh semua itu termasuk ilmu pengetahuan – sepanjang peradaban kemanusiaan manusia – tidak mampu mengubah dan memperbaiki watak jahat manusia untuk kemudian mengangkatnya menjadi mulia. Lantas, apa sesunguhnya tolak ukur kemanusian itu? Sungguh dari seluruh bentuk-bentuk konsepsi tentang manusia yang ada di muka bumi tak satu pun yang dapat menandingi paradigma (tolak ukur)nya serta tidak ada yang lebih representatif dalam memupuk psikologisnya kearah yang lebih mulia dari apa yang ditawarkan Islam. Dalam konsepsi Islam Tuhan (Allah) dipandang sebagai sumber segala kesempurnaan dan kemulian. Tempat bergantung (tolak ukur) segala sesuatu. Karena itu pula sebagaimana diketahui dalam konsepsi Islam, manusia ideal (insan kamil) dipandang merupakan manifestasi Tuhan termulia di muka bumi dan karenanya ditugaskan sebagai wakil Tuhan yang dikenal sebagai khalifah/nabi atau rosul (QS.2:30). Karena itu, ciri-ciri kemulian Tuhan tergambar/ termanifestasikan pada dirinya (QS.33:21) sebagai contoh real yang terbaik (uswatun hasanah) dari “gambaran/cerminan” Tuhan di muka bumi (QS.68:4). Dengan kata lain bahwa karena Nabi merupakan representasi (contoh) Tuhan di muka bumi bagi manusia dengan demikian nabi/rosul/khalifah sekaligus merupakan representasi yakni insan kamil (manusia sempurna) dari seluruh kualitas kemanusiaan manusia. Tetapi walaupun manusia dipandang sedemikian rupa dengan nabi sebagai contohnya, pada saat yang sama, dalam konsepsi Islam manusia dapat saja jatuh wujud kemulian menjadi sama bahkan lebih rendah dari binatang.
Dengan demikian keidentikan kepadanya (khalifah/nabi/rasul) merupakan tolak ukur kemulian kemanusiaan manusia dan sebaliknya berkontradiksi dengannya merupakan ukuran kebejatan dan dianggap sebagai syaitan (QS.6:112).
3. Penutup
- Kesimpulan
Sesungguhnya manusia dalah makhluk yang paling sempurna yang telah diciptakan Allah SWT. Karena manusia di bekali oleh akal dan nafsu yang membedakan dengan makhluk yang lain. Ini merupakan bekal yang diberikan oleh ALLAH dalam rangka manusia sebagai pengelola alam semesta beserta isinya.
D) KEMERDEKAAN INDIVIDU (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN
UNIVERSAL (TAKDIR)
1. Awal
- Definisi
Kemerdekaan berarti keleluasaan, kebebasan untuk memilih dan melakukan sesuatu. Individu bermakna suatu entitas manusia yang tak terbagi atau secara personal. Kemerdekaan Individu bermakna keleluasaan atau kebebasan sesorang. Kemerdekaan Individu juga berarti ikhtiar manusia.
Keharusan berarti keniscayaan, keharusan, tidak boleh tidak atau demikian adanya. Universal bermakna menyeluruh. Keharusan Universal bermakna keniscayaan mutlak yang berlaku menyeluruh. Atau juga diartikan sebagai Takdir.
Kemerdekaan individu dan keharusan universal adalah pembahasan yang mencari titik temu antara ikhtiar dan takdir manusia.
Oleh karena itu, subtansi materi ini adalah keadilan tuhan. Materi ini membahas tentang beberapa konsep argumentasi tentang keadilan Tuhan.
2. Inti
- Determinisme dan Freewill
Determinisme brasal dari kata determinan yang berarti ditentukan. Determinisme kurang lebih berarti satu pahaman yang menyatakan bahwa segala sesuatu telah ditentukan. Segalanya dilakoni dengan keterpaksaan, bukan kemerdekaan atau kesadaran. Factor yang menetukan tergantung dari sudut pandangnya.
Determinisme yang memandang bahwa alam yang menjadi factor penentu diusung oleh Karl Marx dengan konsep Materialisme Dialektika Historis. Bahwa kesejarahan manusia diatur oleh hukum besi sejarah dimana terjadi dialektika materi. Terjadi pertentangan (dilektika) yang mengakibatkan loncatan kualitas menuju tahap masyarakat berikutnya.
Freewill berarti kebebasan berkehendak. Pahaman ini berangkat dari asumsi bahwa manusia memiliki kehendak dan kekuatan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri tanpa harus diintervensi oleh pihak lain. Jika dihadapkan dengan alam, bahwasanya manusia dapat mentapkan sejarahnya sendiri tanp harus terikat oleh hokum besi sejarah.
- Jabariah dan Mu’tazilah
Bagi kita umat Islam, alam adalah ciptaan Tuhan. Sehingga Tuhanlah yang menjadi factor penentu alam dan manusia. Cuma persoalannya adalah sejauh mana interfensi Tuhan.
Jika dalam pandangan Islam, Tuhan sebagai factor yang menentukan, maka yang selaras dengan Determinisme adalah Jabariah dan Asyariyah.
Jabariah memahami bahwa manusia tinggal menjalankan scenario Tuhan. Manusia tidak memiliki sedikitpun kebebasan apalagi dalam hal Jodoh, rezki dan ajal. Setiap tindakan manusia sudah ditetapkan, termasuk hal yang baik dan hal yang buruk.
Dalam sejarah perkembangan Ilmu Kalam, pemikiran kaum Jabariah kemudian ditentang oleh kaum Mu’tazilah. Mereka menganggap bahwa tugas tuhan tidak sampai pada sekedar mencipta belaka. Selanjutnya tergantung pada ikhtiar manusia. Keadilan Tuhan dalam perspektif Mu’tazilah adalah Tuhan hanya dapat memasukkan orang saleh ke surga dan orang kafir ke neraka.
- Kelemahan Mu’tazilah dan Jabariyah
Kaum Mu’tazilah mengkritik kaum Jabariyah dengan mengatakan bahwa Tuhan perspektif Jabariah adalah zalim, semena-mena. Untuk memberikan pendapatnya, Mu’tazilah mengutip beberapa ayat yang mengindikasikan kebebasan manusia. Ayat yang sering digunakan adalah “tidak berubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya”. Mu’tazilah mengatakan bahwa ayat ini muhkamat (jelas) adanya. Dn ayat-ayat yang Nampak menyerang argument Mu’tazilah dianggap Mutasabih.
Sebaliknya kaum Jabariah mengkritik Mu’tazilah dengan mengatakan bahwa Tuhan perspektif Mu’tazilah adalah lemah, dan tidak maha kuasa. Untuk membenarkan pendapatnya, Jabariah mengutip beberapa ayat mengindasikan kekuasaan Tuhan, salah satunya adalah “bukan kamu yang membunuh, Aku yang membunuh” (8:17). Jabariah mengatakan bahwa Muhkamat adanya, dan justru yang digunakan kaum Mu’tazilah ini Mutasabih (samar-samar).
Untuk mengkaji landasan berpikir kedua mazhab ini maka kita perlu memahami konsep ketuhanannya. Dari mana sebelunya dibahas tentang Tauhid Zati, Sifati dan a’fali. Dalam hal tauhid Zati kedua Mazhab sepakat Mu’tazilah kemudian terlalu cenderung pada Tauhid Sifati, dimana pahaman tentang kemahaadilan Tuhan kemudian justru mengurangi bahkan mungkin menghilangkan pahaman tentang kekuasaan Tuhan untuk berkehndak.
Sebaliknya Jabariah terlalu cenderung pada tauhid A’fali (tindakan), dimana kekuasaan tuhan untuk bertindak malah mengurangi bahkan menghilangkan keadilan Tuhan.
Akibat dari pahaman Jabariyah adalah stagnasi Individu dan Masyarakat karena sikap pesimisme dalam berikhtiar. Sementara akibat pemahaman Mu’tazilah adalah “terlepasnya” Tuhan dari kehidupan Manusia. Kedua pahaman ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk menengahi perdebatan ini, kita harus mencari jalan tengah, dimana pemahaman kita tidak menjadikan tuhan tidak adil atau maha kuasa.
- Prinsip dinamika Alam semesta
Persoalan mendasar dalam penciptaan adalah apakah semuanya terjadi secara kebetulan belaka tanpa ada yang mengatur atau ada yang mengatur secara mutlak, atau ada yang mengatur sesuai dengan hokum-hukumnya.
Jika mengikuti pendapat pertama bahwa tanpa ada yang mengatur berarti sama saja kita mengatakan bahwa tidak ada pencipta, dan ini tentunya mustahil.
Jika mengikuti pendapat kedua bahwa ada yang mengatur mutlak dimana diptaan dalam hal ini manusia tidak memiliki kebebasan untuk berikhtiar dan memilih, berarti sama saja kita katakana bahwa Tuhan tidak adil.
Dengan demikian otomatis dalam penciptaan kita mempercayai vahwa alam semesta ini diatur berdasarkan hukun-hukum yang ditetapkan sang pencipta. Manusia sebagai bagian alam semesta juga pasti akan dikenai hokum-hukum dari sejak penciptaan, tindakan sampai akhir perjalanan manusia.
- Takwni dan Tasrii
Untuk mempermudah pembahasan, kita bagi dua wilayah hukum Tuhan. Pertama Takwini, dalam hal ini penciptaan. Dan Tasrii, dalam hal ini aksiden-aksiden di alam material.
Perlu dibedakan antara hukum penciptaan dengan hukum syar’i. dalam hal hukum penciptaan, tidak ada hak manusia. Sebagai contoh, binatang diberi Insting dan manusia diberi insting dan akal. Karena manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dimana manusia dibekali akal untuk mengelola alam semesta, amaka tuhan kemudian menurunkan aturan abagi manusia dalam hal ini syariat. Jadi syariat berlaku pada manusia, itupun yang memenuhi syarat agar terjaga keseimbangan sesuai denga peran dan fungsi pencip taan manusia.
- Baik dan buruk
3. Penutup
Bahwasanya keadilan Ilahi bermakna segala sesuatu diciptakan tidak sia-sia melainkan memiliki peran dan fungsi masing-masing.. untuk itu, tuhan menciptakan fasilitas pada makhluk sesuci tujuan penciptaannya. Fasilitas yang diberi pada makhluk keudian akan dimintai pertanggung jawaban sebagai ketetapan sesuai dengan fasilitas sebagai ukuran untuk ketetapan.
Sederhananya adalah “Tuhan memaksa manusia untuk memilih, pilihan manusia tidak lepas dari kehendaknya, dan kehendaknya memberikan pilihan pada manusia”.
E) INDIVIDU DAN MASYARAKAT
1. Awal
- Definisi
Individu berasal dari kata In yang berarti tidak dan devide yang berarti terbagi. Individu sendiri berarti satu subjek otonom, dalam hal ini Manusia. Atau biasa dipahami sebagai seorang person.
Masyarakat berarti kumpulan Individu yang berinteraksi atas pola tertentu dan kepentingan tertentu.
- Proses terbentuknya masyarakat
Pada mulanya adalah seorang laki-laki dan perempuan yang membentuk keluarga. Seterusnya perkembangan keluarga terbentuk suku. Dalam satu suku terdapat beberapa keluarga. Kemudian suku ini berkembang menjadi bangsa. Pada satu bangsa terdapat beberapa suku. Akhirnya masyarakat dunia yang ulti etnis dan ras seperti dewasa ini.
Manusia harus berusaha untuk mempertahankan hidupnya, sementara kemampuan terbatas. Oleh karena itu, pembagian peran, tugas dan tanggung jawab menjadi konsekuensinya. Semangat kolektifitas untuk saling menutupi keluarga masing-masing kemudian mengarahkan pada penggunaan tenaga yang lain.
- Konsep kemasyarakatan
Dalam kaitan terbentuknya masyarakat, ada beberapa asumsi terhadap sikap masyarakat seperti dijabarkan oleh murthada muthahari dalam manusia dan alam semesta. Adapun asumsi tersebut sebagai berikut :
a. Komposisi masyarakat tidak riil.
b. Masyarakat adalah senyawa sintetis dan sejenis senyawa riil.
c. Masyarakat adalah senyawa riil yang merupakan perpaduan
pikiran, emosi, hasrat, kehendak dan juga budaya.
d. Masyarakat adalah senyawa riil yang sempurna
2. Inti
- Teori Negara
Bauik sosiologi maupun ilmu politik memahami bahwa Negara adalah asosiasi dan system pengadilan social. Sebelum membahas lebih jauh tentang Negara, berikut ini dipaparkan tentang konsepsi Negara, yang tertuang dalam diskusi politik dan pembangunan karya Ishomuddin.
a. Menurut Roger H. Soltau An Introductionto Politics bahwa Negara
adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat.
b. Harold J. Laski dalam the state in theory and practice menyatakan bahwa Negara merupakan suatu masyarakat yang di integrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dn secara sah lebih agung dari pada individu tau kelompok yang merupakan bagian masyrakat itu.
c. Max Webber dalam From Max Webber : Essay in Sociology, memahami bahwa Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam satu wilayayh.
d. Dari buku The Modern State karya Robert M. Mc Iver menyatakan bahwa Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan ketertiban didalam suatu masyarakat dalam satu wilayang dengan berdasarkan system hokum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.
- Prinsip dasar Negara
Adapun prinsip dasar Negara oleh Alfred Stephen antara lain :
a. Negara pada dasarnya mempunyai tujuan utama, yaitu moral.
b. Tujuan moral itu merupakan Common Good yang diarahkan kepada politics community.
c. Common good merupakan prinsip yang berlaku dalam mengontrol setiap kepentingan yang ada
d. Negara memiliki sifat kuat dan interfensionos. Negara memiliki peran yang otonom dalam proses-proses politik.
e. Walaupun Negara merupakan kekuatan yang paling utama dalam kekuatan politik, tetapi komponen dari Negara seperti Individu, keluarga, asosiasi-asosiasi pribadi, mempunyai funsi sendiri dalam organisasi.
- Model negara
Ada beberapa model Negara antara lain :
a. Minimal State, yaitu fungsi dan intervensi Negara terhadap individu dan kelompok dalam masyarakat dibatasi sehingga terpelihara kebebasan yang maksimal.
b. Capital State, yaitu Negara melayani dan memelihara modal/pemodal/kapitalis untuk berkembang
c. Socialis State, yaitu merupaka wadah kelas pekerja
d. Organik State/Corporate State, yaitu Negara mempunyai wadah semua golongan dalam masyarakat
e. Ideal State, yaitu Negara merupakan penumbuhan semua nilai-nilai luhur. Negara dipimpin oleh pemimpin yang bijaksana, dalam pendapat Plato dikenal dengan gagasan filsuf raja.
f. Integralistic State, yaitu Negara dan masyarakat yang menyatu. Pemimpin dan rakyat menyatu
g. Beauereaucratic State, yaitu Negara adalah perwujudan sebuah birokrasi. Disebut juga Negara pegawai
h. Beauereaucratic Capitalists State, yaitu Negara adalah perwujudan sebuah birokrasi yang melayani kepentingan kaum pemodal.
- Pandangan barat terhadap Individu dan masyarakat
Fritjof Chapra seorang posmodernis, membagi tahapan masyarakat berdasar paradigm yang berkembang. Paradigm sendiri adalah istilah yang diperkenalkan oleh Thomas Kuhn yang maknanya mengacu pada cara pandang terhadap sesuatu. Pemahaman terhadap sesuatu sangat tergantung dari cara pandang tersebut. Selanjutnya, Chapra merumuskan paradigm monistic sebagai awal dan paradifma posmodernisme sebagai paradigma mutakhir.
- Pandangan Islam tentang Individu, prinsip interaksi social dan masyarakat madani
a. Individu
Islam memandang manusia sebagai mahluk mono-dualistis, satu tapi dua. Manusia memiliki unsure material-jasadiah dan unsur non material-rohaniah.
Seorang ulama menterjemahkan ayat penciptaan manusia dari air sebagai H2O. sedang ayat yang membahas manusia dari lempung dan tanah terbakar masing –masing sebagai N (nitrogen) dan C (carbon).CHON inilah yang membentuk asam amino, asam amino pembentuk protein, protein pembentuk sel.
Pertemuan sel sperma dan sel ovum menyebabkan terjadinnya zigot, zigot berkembang menjadi bakal janin dalam benuki segumpal darah dan seterusnya merkembang menjadi manusia.
Dalam al-Quran kemudian di katakana bahwa saat sajin berusia tiga bulan, Allah SWT meniupkan ruh-nya. Jelas bahwa manusia adalah mahluk mono dualistik. Hal ini kemudian menyebabkan manusia berada di antara lempung roh illahi, di mana jika manusia mampu menaklukan pengaruh lempungnya maka ia akan lebih mulia dari pada malaikat. Sebaliknya jika manusia di kalahkan pengaruh lempunganya maka ia lebih hina daripada binatang.
Atas dasar itu maka manusia memiliki dimensi ganda, pertma sebagai hamaba dan yang kedua sebagai wakil tuhan atau khalifah fil ardhi. Manusia diberi kekuatan dan tanggung jawab untuk mengelola bumi sekaligus wujud kehambaannya.
b. Prinsip Interaksi Sosial
Islam memandang bahwa masyarakat seperti individu. Masyarakat memiliki berbagai arogan, yang jika salah satu sakit maka semuanya akan sakit. Meski arogan yang satu tidak mesti menjadi arogan yang lain. Seperti individu, Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa masyarakat pun memiliki ajal. Adapun umur (berdasarkan gerak matahari bukan spiritual) individu tergantung dari “kesehatan” dari individu-individu anggotanya. Islam membedakan amal individual dan amal jariyah. Otomatis dosa pun terdiri dari dosa individual dan dosa kolektif.
Dalam interaksi social, islam mengajarkan tentang keadilan. Keadilan dibangun dengan prinsip kesetaraan sesame manusia (egaliter), dan prinsip keikhlasan dalam muamalah melalui akad. Prinsip lain sebagai pelengkap adalah perwalian dan persaksian atas interaksi mualmalah tersebut sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sebuah system social yang berkeadlan adalah system social yang menganut prinsip-prinsip tersebut diatas dan dalam pelaksaanaanya terdapat orang yang adil.
c. Masyarakat Madani
Madani diterjemahkan secara umum menjadi dua. Pertama madani adalah nama lain dari kota madinah. Masyrakat madani adalah penggambaran dari masrakat kota Madinah pada jaman kerasulan. Pandangan kedua, madani berasal dari kata dien, yang kurang lebih masyarakat yang berdien. Medinah adalah Negara Kota (Polis) yang multi etnis.
Untuk membangun system yang diperuntukan untuk mengabdikan pada Allah SWT, maka membentuk tatanan social yan Islami adalah suatu kemestian. Sementara masyrakat Medinah adalah masyarakat yang majemuk yang tentu kepentingan berbeda-beda. Rasul bertindak sebagai pemimpin yang adil yang mewadahi, menengahi, memutuskan persoalan umat yang muncul.
Syarat terbentuknya masyarakat madani adlah pemimpin yang adil, kontrak social yang melibatkan segenap lapis masyarakat, sitem yang berkeadilan, untuk membngun kembali masyarakat madani setidaknya kita mencoba memenuhi beberapa syarat hingga syaratnya sempurna.
3. Penutup
- Kesimpulan
Manusi berperan ganda, satu sisi sebagai wakil tuhan dimuka bumi untuk memakmurkan dan mensejahterakan bumi. Disisi lain, manusia adalah hamba. Islam memandang bahwa perlu diselaraskan antara gerak Individu dengan gerak masyarakat menuju sang khalik, karena tiap individu diciptakan untuk beribadah.
F) KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMI
1. Awal
- Definisi
Ada beberapa pendapat tentang adil antara lain : setara, seimbang, sama rata, sesuai tempatnya, proporsional, tidak berat sebelah dan menempatkan sesuatu pada tempatnya. Keadilan berarti bersifat adil atau penerapan gagasan tentang adil.
Sosial berasal daribahasa Yunani : Socius, yang berarti masyarakat. Social berarti kumpulan Individu yang bersenyawa dan terikat oleh geografis (ruang), waktu, norma-norma, nilai, ras, ideology, dsb.
Ekonomi berasal dari penggabunbgan dari dua kata dalam bahasa yunani yaitu oikos dan nomos yang artinya pengaturan dan pengelolaan rumah tangga.
2. Inti
- Ideology Dunia
Ideology pertama diperkenalkan oleh seorang dari Prancis yang bernama Dustec de Tracy pada abad 18. Ideology berasal dari ide dan logos yang berarti ilmu, yang membahas tentang munculnya ide. Tetapi kemudian ideology mengalami perubahan makna ditangan Francis Bacom. Menurutnya, ideology berasal dari kata idos (idola) yang bermakna harapan, cita-cita.
Selanjutnya ideology dapat di pahami sebagai cita-cita ideal yang hendak diwujudkan. Ideology memiliki 3 unsur. Pertama pandangan dunia (Worrd of View). Kedua, adalaha metodelogi dan Ketiga tujuan atau cita-cita ideal. Secara singkat pandangan dunia dapat dimaknai dengan cara seseorang memandang tentang hakikat dunia. Cara pandang ini sangat mempengaruhi tujuan atau cita-cita ideal, berikut metode yang digunakan untuk mencapai cita-cita tersebut.
- Kapitalisme
Kapitalisme secara bebas diterjemahkan sebagai paham yang mengedepankan akumulasi modal. Karya Adam Smith “The Wealth Of Nation” pada tahun 1776, adalah buku yang membahas tentang pengakumulasian modal, dan karya ini di anggap sebagai tonggak dari kapitalisme.
- Sosialisme
Menurut Whittaker sosialisme pada mulanya dimaksudkan untuk menunjukan sitem-sistem pemilikan dan pemanfaatan sumber-sumber produksi (selain labor) secara kolektif. Sosialisme kemudian tidak hanya dinamakan pada system ekonomi, tapi juga falsafah, ideology dan gerakan. Secara umum sosialisme di bagi 3. Pertama, sosialisme sebelum Marx dan Angels. Sosialisme ini sering juga disebut sebagai sosialisme utopis. Karena menurut Marx sosialisme ini tidak memiliki landasan dan metode untuk mencapai tujuannya. Kedua, sosialisme menurut Marx dan Angels sering disebut sebagai sosialisme ilmiah, karena memiliki landasan teoritis dan filosophis. Ketiga, sosialisme pasca Marx dan Angels banyak pemikir social yang menganggap bahwa sosialisme warisan Marx perlu ditinjau kembali karena beberapa argumennya tidak relevan berdasrkan perkembangan jaman.
- Teori-teori ekonomi dan social
a. Merkantilisme
Berasal dari kata Merchant yang berarti pedagang. Sebagian Ekonom beranggapan bahwa Merkantilisme beranggapan bahwa bukanlah sebuah aliran ekonomi, tapi sebuah kebijakan ekonomi menyangkut system perdagangan yang dipraktekkan sekitar tahun 1500-1750.
b. Konolianisme dan Imperialisme
Perkembangan eropa sejak pernag salib sangat pesat sangat pesaqt sehingga masuk pada jaman renaissance dan jaman pencerahan. Kaum bangsawan dan raja menginginkan harta (gold) dan kejayaan (glory) dilain pihak, gereja menginkan agar kristenisasi disebarkan pada mereka yang tidak beradab (gospelt).
c. Teori Keterbelakangan
Terjadinya keterbelakangan dan kemiskinan pada masyarakat dunia ketiga yang pernah terjajah kemudian menggelitik para pemikir untuk menganalisa gejala tersebut.
d. Teori modernisasi vs teori structural
Beberapa teori modernisasi teori kebutuhan Mcclelland, teori 5 tahap pembangunan Rostow, teori tabungan dan investasi, teori manusia modern. Alex Inceles dan masih banyak lagi. Sementara teori struktur di susun oleh kaum sosialis mengemukakan adanya factor eksternal seperti penjajahan dan pertukaran tidak seimbang (inequal exchange) dari Raul Fresbitch.
e. Evelopmentalisme
Premis utama yang dibangun adalah developmentalisme adalah kebodohan dan penyebab keterbelakangan dan kemiskinan. Olehnya untuk mengejar ketertinggalan maka pengembangan Sumber daya manusia (SDM). Menjadi titik awalnya. Untuk itu, maka investasi sector pendidikan menjadi persyaratan. Disebutkan bahwa ada lingkaran setan yang terus menjebak Negara sehingga semaikn terpuruk. Secara teoritis, memaknai developmentalisme ampuh memajukan Negara yang keterbelakangan tapi secara praktek justru sebaliknya. Developmentalisme sebagai anak kandung kapitalisme semakin menunjukan kelemahannya.
f. Teori Hegemoni
Adalah Antonio Gramsci yang pertama yang mencetus teori ini. Berangkat dari perenungannya akan bahaya reduksionisme dikalangan pemikir Marxis dan non Marxis. Gramsci menjadikan hegemoni dan dominasi sebagai dua hal yang selaras, dimana diantara keduanya tercipta penindasan. Sementara penindasan terjadi adanya penindasan dan tertyindas. Dominasi adalah penindasan pada wilayah ekonomi, dimana sistim , masyarakat dan sebagainya telah merancang adanya penindas dan tertindas. Hegemoni adalah penindasan pada level pemikiran, dimana struktur kesadaran masyarakat dipoles sedemikian rupa oleh pihak penguasa, sehingga penindasan dijadikan hal yang lumrah, atau dengan kata lain hegemoni berarti merasuki berpikir masyarakat sehingga tidak terjadi penindasan atau perlawanan terhadap penindasan.
- Konteks Kekinian
a. Umat Islam secara umum.
Ummat islam secara umum telah terpisahkan oleh batas-batas Negara,sehingga tidak begitu sulit di jajah oleh pihak luar. Keterbelakangn,kemiskinan, dan kebodohan menjadikan umat islam mengalami kemunduran.
Di sisi lain, penguatan ekonomi umat islam belum menemukan titik keseimbangan. Beberapa Negara isllam hidup dengan kekayaan melimpah, tapi di Negara lain banyak umat islam kelaparan. Upaya kongkrit dalam menyelamatkan umat islam dari jurang kemiskinan belum ada atau mengkin belum Nampak.
Ketertinggalan pengetahuan juga melanda umat islam. Usaha untuk membangun intelektual muslim masih terhambat oleh sikap jumud dan picik sebagian umat, juga sokongan dana yang sangat minim.
Dari beberapa hal di atas, umat islam yang dalam beberapa abad lalu umumnya terjajah, sekarangpun mengalami hal sama, namun caranya saja yang berbeda. Secara social ekonomi, budaya, militer, dan keagamaan umat islam di jadikan objek penderita. Saying nya islam masih tterkurung dalam perdebatan bid’ah dan ritualitas.
b. Umat islam Indonesia
Umat islam Indonesia berada dalam empat sisi penting. Pertama, islam yang beragam warna. Kedua, persoalan kebangsaan yang multikompleks. Dan ketiga adalah intervensi asing.
Pada zaman kolonial, islam menjadi spirit perlawanan. Namun setelah kemerdekaan, kekuatan umat islam perlahan di kurangi. Akibatnya adalah adalah proses resekularisasi. Islam semakin tersudut di tembok mesjid. Sementara sistim social yang menindas dan tak berpihak pada rakyat kecil yang umumnya umat islam. Dan tentunya ini adalah PR yang lain bagi umat islam.
- Gagasan Keadilan Dalam Islam
a. Prinsip-prinsip keadilan
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan alam semesta beserta se isinya berdasarkan keadilanya. Manusia sebagai wakilnya atau khalifa fil ardhi bertanggung jawab memelihara keseimbangan tersebut. Dan salah satu ukuran keberhasilanya adalah sejauh mana menerapkan keadilan.
Dalam islam, perbedaan gender, ras, bangsa, bukanlah sesuatu yang berarti, namun ketakwaan lah ukuranya. Egaliter merupakan prinsip keadilan yang dalam islam jauh sebelum HAM di cetuskan. Islam melindungi hak-hak minoritas yang non muslim, dan pernah di contohkan oleh rasul.
3. Penutup
- Kesimpulan
Negara adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan pemerintah adalah susunan masyarakat yang terkuat dan berpengaruh. Oleh sebab itu pemerintah yang pertama berkewajiban menegakkan kadilan. Maksud semula dan fundamental daripada didirikannya negara dan pemerintah ialah guna melindungi manusia yang menjadi warga negara daripada kemungkinan perusakkan terhadap kemerdekaan dan harga diri sebagai manusia sebaliknya setiap orang mengambil bagian pertanggungjawaban dalam masalah-masalah atas dasar persamaan yang diperoleh melalui demokrasi.
Pada dasarnya masyarakat dengan masing-masing pribadi yang ada didalamnya haruslah memerintah dan memimpin diri sendiri. Oleh karena itu pemerintah haruslah merupakan kekuatan pimpinan yang lahir dari masyarakat sendiri. Pemerintah haruslah demokratis, berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, menjalankan kebijaksanaan atas persetujuan rakyat berdasarkan musyawarah dan dimana keadilan dan martabat kemanusiaan tidak terganggu. Kekuatan yang sebenarnya didalam negara ada ditangan rakyat, dan pemerintah harus bertanggung jawab pada rakyat.
Menegakkan keadilan mencakup penguasaan atas keinginan-keinginan dan kepentingan-kepentingan pribadi yang tak mengenal batas (hawa nafsu) adalah kewajiban dari negara sendiri dan kekuatan-kekuatan sosial untuk menjunjung tinggi prinsip kegotongroyongan dan kecintaan sesama manusia. Menegakkan keadilan amanat rakyat kepada pemerintah yang musti dilaksanakan. Disadari oleh sikap hidup yang benar, ketaatan kapada pemerintah termasuk dalam lingkungan ketaatan kepada Tuhan (kebenaran mutlak). Pemerintah yang benar dan harus ditaati ialah mengabdi kepada kemanusiaan, kebenaran dan akhirnya kepada Tuhan YME.
Perwujudan menegakkan keadilan yang terpenting dan berpengaruh ialah menegakkan keadilan di bidang ekonomi atau pembagian kekeyaan diantara anggota masyarakat. Keadilan menuntut agar setiap orang dapat bagian yang wajar dari kekayaan atau rejeki. Dalam masyarakat yang tidak mengenal batas-batas individual, sejarah merupakan perjuangan dialektis yang berjalan tanpa kendali dari pertentangan-pertentangan golongan yang didorong oleh ketidakserasian antara pertumbuhan kekuatan produksi disatu pihak dan pengumpulan kekayaan oleh golongan-golongan kecil dengan hak-hak istimewa dilain pihak. Karena kemerdekaan tak terbatas mendorong timbulnya jurang-jurang pemisah antara kekayaan dan kemiskinan yang semakin dalam. Proses selanjutnya yaitu bila sudah mencapai batas maksimal pertentangan golongan itu akan menghancurkan sendi-sendi tatanan sosial dan membinasakan kemanusiaan dan peradabannya.
Dalam masyarakat yang tidak adil, kekeyaan dan kemiskinan akan terjadi dalam kualitas dan proporsi yang tidak wajar sekalipun realitas selalu menunjukkan perbedaan-perbedaan antara manusia dalam kemampuan fisik maupun mental namun dalam kemiskinan dalam masyarakat dengan pemerintah yang tidak menegakkan keadilan adalah keadilan yang merupakan perwujudan dari kezaliman. Orang-orang kaya menjadi pelaku daripada kezaliman sedangkan orang-orang miskin dijadikan sasaran atau korbannya. Oleh karena itu sebagai yang menjadi sasaran kezaliman, orang-orang miskin berada dipihak yang benar. Pertentangan antara kaum miskin menjadi pertentangan antara kaum yang menjalankan kezaliman dan yang dizalimi. Dikarenakan kebenaran pasti menag terhadap kebhatilan, maka pertentangan itu disudahi dengan kemenangan tak terhindar bagi kaum miskin, kemudian mereka memegang tampuk pimpinan dalam masyarakat.
Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan oleh kapitalisme. Dengan kapitalisme dengan mudah seseorang dapat memeras orang-orang yang berjuang mempertahankan hidupnya karena kemiskinan, kemudian merampas hak-haknya secara tidak sah, berkat kemampuannya untuk memaksakan persyaratan kerjanya dan hidup kepada mereka. Oleh karena itu menegakkan keadilan mencakup pemberantasan kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat. Sesudah syirik kejahatan terbesar kepada kemanusiaan adalah penumpukan harta kekayaan beserta penggunaanya yang tidak benar, menyimpang dari kepentingan umum, tidak mengikuti jalan Tuhan. Maka menegakkan keadilan inilah membimbing manusia ke arah pelaksanaan tata masyarakat yang akan memberikan kepada setiap orang kesempatan yang sama untuk mengatur hidupnya secara bebas dan terhormat (amar ma’ruf) dan pertentangan terus menerus terhadap segala bentuk penindasan kepada manusia kepada kebenaran asasinya dan rasa kemanusiaan (nahi munkar). Dengan perkataan lain harus diadakan restriksi-restriksi atau cara-cara memperoleh, mengumpulkan dan menggunakan kekayaan itu. Cara yang tidak bertentangan dengan kamanusiaan diperbolehkan (yang ma’ruf dihalalkan) sedangkan cara yang bertentangan dengan kemanusiaan dilarang (yang munkar diharamkan).
Pembagian ekonomi secara tidak benar itu hanya ada dalam suatu masyarakat yang tidak menjalankan prisip Ketuhanan YME, dalam hal ini pengakuan berketuhanan YME tetapi tidak melaksanakannya sama nilainya dengan tidak berketuhanan sama sekali. Sebab nilai-nilai yang tidak dapat dikatakan hidup sebelum menyatakan diri dalam amal perbuatan yang nyata.
Dalam suatu masyarakat yang tidak menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tempat tunduk dan menyerahkan diri, manusia dapat diperbudaknya antara lain oleh harta benda. Tidak lagi seorang pekerja menguasai hasil pekerjaanya, tetapi justru dikuasai oleh hasil pekerjaan itu. Produksi seorang buruh memperbesar kapital majikan dan kapital itu selanjutnya lebih memperbudak buruh. Demikian pula terjadi pada majikan bukan ia menguasai kapital tetapi kapital itulah yang menguasainya. Kapital atau kekayaan telah menggenggam dan memberikan sifat-sifat tertentu seperti keserakahan, ketamakan dan kebengisan.
Oleh karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana diterapkan dimuka, tetapi juga melalui pendidikan yang intensif terhadap pribadi-pribadi agar tetap mencintai kebenaran dan menyadari secara mendalam akan andanya tuhan. Sembahyang merupakan pendidikan yang kontinue, sebagai bentuk formil peringatan kepada tuhan. Sembahyang yang benar akan lebih efektif dalam meluruskan dan membetulkan garis hidup manusia. Sebagaimana ia mencegah kekejian dan kemungkaran. Jadi sembahyang merupakan penopang hidup yang benar. Sembahyang menyelesaikan masalah – masalah kehidupan, termasuk pemenuhan kebutuhan yang ada secara instrinsik pada rohani manusia yang mendalam, yaitu kebutuhan sepiritual berupa pengabdian yang bersifat mutlak.
Pengabdian yang tidak tersalurkan secara benar kepada tuhan YME tentu tersalurkan kearah sesuatu yang lain. Dan membahayakan kemanusiaan.
Dalam hubungan itu telah terdahulu keterangan tentang syirik yang merupakan kejahatan fundamental terhadap kemanusiaan. Dalam masyarakat, yang adil mungkin masih terdapat pembagian manusia menjadi golongan kaya dan miskin. Tetapi hal itu terjadi dalam batas – batas kewajaran dan kemanusian dengan pertautan kekayaan dan kemiskinan yang mendekat. Hal itu sejalan dengan dibenarkannya pemilikan pribadi (Private ownership) atas harga kekayaan dan adanya perbedaan – perbedaan tak terhindar dari pada kemampuan – kemampuan pribadi, fisik maupun mental. Walaupun demikian usaha – usaha kearah perbaikan dalam pembagian rejeki ke arah yang merata tetap harus dijalankan oleh masyarakat. Dalam hal ini zakat adalah penyelesaian terakhir masalah perbedaan kaya dan miskin itu. Zakat dipungut dari orang – orang kaya dalam jumlah presentase tertentu untuk dibagikan kepada orang miskin.
Zakat dikenakan hanya atas harta yang diperoleh secara benar, sah, dan halal saja. Sedang harta kekayaan yang haram tidak dikenakan zakat tetapi harus dijadikan milik umum guna manfaat bagi rakyat dengan jalan penyitaan oleh pemerintah. Oleh karena itu, sebelum penarikan zakat dilakukan terlebih dahulu harus dibentuk suatu masyarakat yang adil berdasarkan ketuhanan Tuhan Yang Maha Esa, dimana tidak lagi didapati cara memperoleh kekayaan secara haram, diman penindasan atas manusia oleh manusia dihapus.
Sebagaimana ada ketetapan tentang bagaimana harta kekayaan itu diperoleh, juga ditetapkan bagaimana mempergunakan harta kekayaan itu. Pemilikan pribadi dibenarkan hanya jika hanya digunakan hak itu tidak bertentangan, pemilikan pribadi menjadi batal dan pemerintah berhak mengajukan konfikasi.
Seorang dibenarkan mempergunakan harta kekayaan dalam batas – batas tertentu, yaitu dalam batas tidak kurang tetapi juga tidak melebihi rata – rata atau israf pertentangan dengan perikemanusiaan. Kemewahan selalu menjadi provokasi terhadap pertentangan golongan dalam masyarakat membuat akibat destruktif. Sebaliknya penggunaan kurang dari rata-rata masyarakat ( taqti) merusakkan diri sendiri dalam masyarakat disebabkan membekunya sebagian dari kekayaan umum yang dapat digunakan untuk manfaat bersama.
Hal itu semuanya merupakan kebenaran karena pada hakekatnya seluruh harta kekayaan ini adalah milik Tuhan. Manusia seluruhnya diberi hak yang sama atas kekayaan itu dan harus diberikan bagian yang wajar dari padanya.
Pemilikan oleh seseorang (secara benar) hanya bersifat relatif sebagai mana amanat dari Tuhan. Penggunaan harta itu sendiri harus sejalan dengan yang dikehendaki tuhan, untuk kepentingan umum. Maka kalau terjadi kemiskinan, orang – orang miskin diberi hak atas sebagian harta orang – orang kaya, terutama yang masih dekat dalam hubungan keluarga. Adalah kewajiban negara dan masyarakat untuk melindungi kehidupan keluarga dan memberinya bantuan dan dorongan. Negara yang adil menciptakan persyaratan hidup yang wajar sebagaimana yang diperlukan oleh pribadi-pribadi agar diandan keluarganya dapat mengatur hidupnya secara terhormat sesuai dengan kainginan-keinginannya untuk dapat menerima tanggungjawab atas kegiatan-kegiatnnya. Dalam prakteknya, hal itu berarti bahwa pemerintah harus membuka jalan yang mudah dan kesempatan yang sama kearah pendidikan, kecakapan yang wajar kemerdekaan beribadah sepenuhnya dan pembagian kekayaan bangsa yang pantas.
G) ISLAM IPTEK
1. Awal
- Definisi
Iptek sebagai singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memiliki beberapa penafsiran. Ilmu bagi pemikiran barat adalah kumpulan pengetahuan yang sejenis yang tersistematis. Ilmu dikenal dengan science (sains). Pengetahuan adalah hasil abstraksi pemikiran manusia terhadap salah satu objek. Pengetahuan dikenal dengan istilah knowledge. Sedang Tekhnogi adalah hasil kreasi sains dan pengetahuan manusia dalam menciptakan alat untuk memudahkan kebutuhan manusia.
Dalam Islam, ilmu berasal dari akar kata ‘ilm yang derivasinya antara lain ulama, alim, mualim, yuallimu dsb. Ilmu sendiri berarti tahu. Artinya dalam khazanah pemikiran Islam tidak ada pendikotomian antara sains dan pengetahuan. Ilmu itu satu, tapi sudut pandang manusia menjadikan ada perbedaan antara cabang yang satu dengan yang lain.
2. Inti
- Perkembanngan IPTEK
Perkembangan IPTEK dimulai sejak awal sejarah kehidupan manusia tercatat dalam teks kesejarahan peradaban China, Mesir, Babylon, Assyiria, Tunisia, dsb. Terdapat jejak-jejak perkembangan tknologi dan pemikiran manusia.
Pada mulanya, Yunani muncul pemikir lam yang mengkaji tentang asal muasal kehidupan. Tokoh-tokohnya antara lain Thales, Anaximendes, dll.
Setelah itu muncul kaum sophis. Dalam bahasa Yunani yang berarti bijak, arif, bijaksana. Tokohnya antara lain adalah Pyrrho.
Efeknya dari kaum sopjis adalah muncul keresahan masyarakat pada saat itu. Muncul kemudian Socrates yang dengan kerendahan hatinya mengaku cerdas, pandai, arif sebagai mana kaum sophis.
Islam memandang bahwa ilmu itu satu adanya, namun pembiasaan dialam material sehingga kelihatan berbeda.
Dilandasi dengan konsepsi seperti ini, maka umat Islam mempelajari semua bidang Ilmu. Tidak ada pemb\atasan ilmu duniawi dan ilmu ukhrawi. Kegiatan mempelajari semua cabang Ilmu disebut “kulliyat”
Selanjutnya, pada kisaran abad 16-17, muncul pemikir-pemikir baru yang melahirkan tonggak kemajuan peradaban. Newton dengan hukum newtonnya telah meletakkan fondasi kearah` kemajuan teknologi. Muncul pula Rene Descartes dengan “Cogito Eregusum”nya yang membawa filsafat maju beberapa langkah. Pada fase ini di sebut masa pencerahan atau aufklarug.
- Peran IPTEK terhadap peradaban
Perkembangan IPTEK seperti pisau bersisi dua, satu sisi dia mempermudah manusia, sedangkan sisi lain justru menghancurkan manusia. Sebaliknya, perkembangan IPTEK juga turut mempengaruhi peradaban manusia. Ditemukannnya pesawat telepon, internet, dan lain-lain yang menjadikan batas-batas antara negrapun tanpa sekat lagi. Pola interaksi manusia mengalami perubahan, sebagai contoh muncul elektronik government dan elektronik commerce pada wilayah ekonomi dan politik.
3. Penutup
Kesimpulan :
- Pandangan Islam terhadap IPTEK
Islam sebagai tuntutan bagi manusia untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat memandang bahwa manusia adalah khalifah fil arghi berdasarkan tujuan penciptaan manusia.
Untuk itu, manusia dibekali dengan akal sebagai sumber IPTEK. Olehnya, IPTEK sesungguhnya harus menjadi alat untuk mendekatkan diri pada sang khalik.
Islam tidak mengajarkan manusia untuk kembali pada masa unta dan kuda untuk alat transportasi. Islam tidak mengajarkan manusia untuk bersikap Jumud, masa bodoh dengan perkembangan IPTEK islam tidak mengajarkan untuk menguasai IPTEK tanpa spirit Ilahiyah. Islam tidak mengajarkan sekularisasi seperti di barat. Islam tidak mengajarkan untuk memenuhi kebutuhan material belaka.
Islam dari munculnya menyindir manusia untuk bertafakur dan berpikir. Islam selalu mendorong akan perkembangan pemikiran dan penguasaan IPTEK sebagai saran untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kecuali bebarapa agamawan yang mengaku memiliki otoritas ilahi yang menyebabkan stagnasi intelektual.
H). Referensi :
1. Al-Qura’an terjemahannya, Departemen Negara Republik Indonesia.
2. Hasil-Hasil Kongres
3. Mulyadi Kartanegara, Gerabang Kearifan. Sebuah
Pengantar Filsafat Islam, Jakarta : Lentera Hati 2006.
4. KH. Husein Muhammad, Spiritualitas Kemanusiaan,
Yogyakrata :Pustaka Rihlah 2006.
5. Jamal Badidan Mustapha Tajdin, Islamic Creative
Thingking, Bandung : PT MizanPustaka 2007.
6. Saifullah dan Achmad, Sisi Gaib Perjalanan Manusia,
Surabaya :Karya Agung 2003.
7. Internet :Akhmad Sudrajat, All About Education, Di \ donwload pada tanggal 16 Januari 2012.
8. T. Syawal, Sindicat Nilai Dasar Perjuangan (NDP), Senior
Scoure di HMI Cabang Banda Aceh.
9. Asian Brain.Com. Content Team. Di download pada
tanggal 19 Januari 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar